Ternyata Ini 10 Ciri Pelaku Bullying: Cek Apakah Anak Anda Memilikinya?

ciri ciri pelaku perundungan
Daftar isi

Bullying merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan emosional dan psikologis anak. Di Indonesia, Kemendikbudristek menemukan ada 24,4% siswa berpotensi mengalami perundungan di sekolahnya. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengenali ciri pelaku bullying.

Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 ciri umum pelaku bullying dan bagaimana orang tua dapat mengidentifikasi apakah anak mereka terlibat dalam perilaku tersebut. Dari 10 ciri ini, yuk kita cek dan tandai mana saja yang ada pada anak kita? Simak juga cara tepat untuk mengatasinya.

10 Ciri Ciri Pelaku Bullying Pada Anak

Jika Anda ingin mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi anak-anak dari pengalaman yang traumatis ini, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengenali ciri pelaku perundungan. Berikut adalah 10 ciri-ciri pelaku bullying yang dilakukan pada anak.

1. Bersikap Agresif

Pelaku bullying cenderung menunjukkan perilaku agresif, baik secara fisik maupun verbal. Mereka mungkin menggunakan kekerasan untuk mendominasi orang lain, seperti memukul, menendang, atau mengancam.

– Anak pembully mungkin melakukan tindakan fisik yang menyakitkan terhadap teman sebayanya, seperti meninju, menendang, atau mendorongnya.

– Menggunakan kata-kata kasar, mengancam, atau mengintimidasi teman sebayanya untuk mendominasi dan mengontrol situasi.

– Mencoba mengisolasi teman sebayanya dari grup atau aktivitas sosial, membuat korban perundungan merasa terasing dan tidak diinginkan.

– Melakukan tindakan merusak barang-barang milik teman sebayanya, seperti merusak buku, pakaian, atau barang pribadi lainnya.

2. Tidak Empati

Kekurangan empati merupakan ciri lain dari pelaku bullying. Mereka kurang peduli atau tidak memperhatikan perasaan dan pengalaman orang lain yang menjadi korban perilaku mereka. Tidak peduli bagaimana tindakan atau kata-kata mereka mempengaruhi teman sebayanya.

Mereka juga tidak berpikir perundungan yang dilakukan dapat menyebabkan penderitaan ataupun trauma pada orang lain. Anak tersebut mungkin tidak mengenali atau tidak memperhatikan kesulitan yang dialami oleh orang lain. Mereka tidak menawarkan bantuan atau dukungan ketika teman atau saudara mereka sedang mengalami masalah.

3. Kurangnya Penghargaan Terhadap Orang Lain

Pelaku bullying seringkali tidak menghargai hak, kebutuhan, atau perasaan individu lain. Mereka mungkin meremehkan atau mengabaikan orang lain tanpa memperhitungkan konsekuensinya. Pelaku perundungan mungkin cenderung menyalahkan korban atas perilaku atau keadaan mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan peran mereka sendiri dalam situasi tersebut.

Tidak Menghargai Batas dan Kebutuhan Orang Lain: Pelaku perundungan mungkin tidak memperhatikan atau menghormati batas-batas pribadi dan kebutuhan emosional korban, dan bahkan mungkin secara sengaja melanggarnya.

Baca Juga: Anak Tidak Percaya Diri? Ini 7 Tanda Mereka Membutuhkan Pendidikan Karakter

4. Sering Mengintimidasi

Intimidasi adalah bagian penting dari perilaku bullying. Pelaku sering menggunakan ancaman, kekerasan, atau tekanan untuk mengendalikan dan mengintimidasi orang lain.

5. Membuat Orang Lain Tidak Nyaman

Tindakan atau kata-kata pelaku bullying seringkali mengganggu atau menyinggung orang lain. Mereka mungkin sengaja menciptakan situasi yang membuat orang lain merasa tidak nyaman atau terancam. Menertawakan atau mengolok-olok orang lain karena penampilan fisik, cara berbicara, atau kebiasaan korban.

6. Berperan Sebagai Pemimpin Grup

Pelaku bullying seringkali memiliki peran dominan dalam grup atau lingkungan di mana perilaku bullying terjadi. Mereka mungkin menjadi pemimpin yang mempengaruhi orang lain untuk ikut serta dalam tindakan mereka. Membatasi atau mengontrol akses korban terhadap sumber daya atau fasilitas yang dibutuhkan, seperti menahan akses ke toilet atau area bermain. Mengancam atau menunjukkan perilaku agresif yang menakutkan untuk mendominasi dan mengendalikan korban.

Mengawasi atau memantau aktivitas korban secara berlebihan, baik secara fisik maupun melalui media sosial atau komunikasi digital lainnya. Memanipulasi situasi atau informasi untuk mendapatkan keuntungan atau mengendalikan korban, seperti menyebarkan rumor palsu atau memanipulasi teman-teman korban untuk melawannya.

7. Mengalami Masalah Kesejahteraan Mental atau Emosional

Beberapa pelaku bullying mungkin mengalami masalah kesejahteraan mental atau emosional yang tidak terselesaikan. Masalah ini dapat menyebabkan mereka menggunakan perilaku agresif sebagai mekanisme penyaluran emosi. Anak yang emosional mungkin cepat marah atau frustrasi ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapannya atau keinginannya

8. Mendominasi Atau Memiliki Kekuasaan

Pelaku bullying seringkali memiliki dorongan untuk mendominasi situasi atau memiliki kontrol atas orang lain. Mereka mungkin merasa kuat atau berkuasa ketika mereka berhasil mengintimidasi orang lain.

9. Kurangnya Penyesalan atau Penyesalan

Salah satu ciri pelaku bullying adalah kurangnya penyesalan atau kesadaran atas dampak negatif dari perilaku mereka. Mereka mungkin tidak menyadari atau tidak peduli dengan konsekuensi dari tindakan mereka.

10. Memiliki Reputasi Buruk

Pelaku bullying seringkali memiliki reputasi buruk di antara teman-teman atau rekan sebaya mereka. Mereka mungkin dikenal karena perilaku tidak pantas atau merugikan yang mereka tunjukkan secara terus-menerus.

Apa yang Harus Orang Tua Lakukan Jika Melihat Ciri Pelaku Bullying?

Mengenali apakah anak Anda terlibat dalam perilaku bullying dapat menjadi langkah penting dalam mencegah dan mengatasi masalah tersebut. Beberapa langkah yang dapat diambil orang tua untuk mengenali anak mereka sebagai pelaku bullying termasuk:

1. Perhatikan Perubahan Perilaku. Jika anak Anda tiba-tiba menjadi lebih agresif atau menunjukkan tanda-tanda perilaku intimidasi, perhatikan perubahan perilaku tersebut dan ajukan pertanyaan untuk mencari tahu penyebabnya.

2. Komunikasi Terbuka. Buatlah lingkungan di rumah di mana anak merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman mereka di sekolah atau di lingkungan sosial mereka. Ajukan pertanyaan yang terbuka dan berikan dukungan serta pemahaman.

3. Pantau Aktivitas Online. Banyak kasus bullying terjadi secara daring. Pantau aktivitas anak Anda di media sosial dan platform daring lainnya untuk melihat apakah mereka terlibat dalam perilaku bullying secara online.

4. Libatkan Sekolah dan Pendidik. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perilaku anak Anda, jangan ragu untuk berbicara dengan guru atau staf sekolah. Mereka mungkin memiliki wawasan yang berharga tentang perilaku anak Anda di lingkungan sekolah.

5. Berikan Pendidikan Tentang Empati dan Keterampilan Sosial. Ajarkan anak Anda pentingnya empati dan keterampilan sosial yang baik. Dorong mereka untuk memahami perasaan orang lain dan berinteraksi secara positif dengan teman-teman mereka.

Baca Juga: Inilah 10 Ciri Anak Butuh Pendidikan Karakter

6. Model Perilaku Positif Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda dengan menunjukkan cara berperilaku dengan hormat dan empati terhadap orang lain.

Kesimpulan

Mengenali ciri-ciri pelaku bullying adalah langkah penting dalam mencegah dan mengatasi masalah tersebut. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya menghormati dan memperlakukan orang lain dengan baik. Dengan perhatian dan dukungan yang tepat, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua orang.

ALC Talent Mengembalikan Kepercayaan Diri Anak Korban Bullying

Jika anak mengalami bullying, ALC Talent punya program khusus pendidikan karakter. Menguatkan mental dan mengembalikan kepercayaan diri anak. 15 Dampak positif ini anak Anda dapatkan setelah mengikuti Kelas Online Membangun Karakter

– BERANI bicara

– Lebih PERCAYA DIRI

– TIDAK PEMALU lagi

– BERANI berреndараt

– TERBUKA pada orang tua

– CEPAT beradaptasi

– MANDIRI

– Semangat BELAJAR

– BERMENTAL KUAT

– Punya rasa PEDULI

– Mempunyai TANGGUNG JAWAB

– Memiliki INISIATIF

– AKTIF di kelas

– Bisa BERSOSIALISASI

– JUJUR dalam bersikap